Minggu, 28 Februari 2016

Makalah Sejarah Pemikiran Ekonomi John Maynard Keynes

Sejarah Pemikiran Ekonomi John Maynard Keynes
Untuk memenuhi tugas mata kuliah sejarah pemikiran ekonomi





Di susun oleh:
Muhammad Hanan Safei (20140430195)


FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2016







KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya  mampu menyelesaikan tugas makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah pemikiran Ekonomi.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran, guna pembuatan makalah yang lebih baik lagi ke depannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.


                                                                                               
                                                                                            Yogyakarta, 28 Februari 2016


Penyusun
(Muhammad Hanan Safei)







BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
The General Theory of Employment, Interest, and Money adalah karya tulis Keynes yang paling terkenal. Buku ini ditulis  sebagai reaksi terhadap depresi besar-besaran yang terjadi tahun 1930-an yang tidak berhasil dipecahkan dengan metode klasik dan neo-klasik. Dalam bukunya, Keynes menerangkan bahwa pemerintah harus melakukan campur tangan dalam mengendalikan perekonomian nasional dengan kebijakan-kebijakan secara aktif sehingga mempengaruhi gerak perekonomian.
Teori klasik dan neo-klasik tidak mampu menjelaskan fenomena dan peristiwa yang terjadi, apalagi memberikan penyelesaian untuk persoalan tersebut. Dalam situasi tak menentu inilah lahir seorang tokoh ekonomi yang kemudian menjadi sangat berpengaruh, yaitu J.M Keynes.

1.2. Rumusan Masalah

a)         Bagaimana Sejarah J.M. Keynes?
b)         Bagaimana pemikiran-pemikiran J.M. Keynes?
c)          Apa saja karya-karya J.M. Keynes?
d)         Bagaimana kritikan J.M. Keynes terhadap teori klasik?
e)          Bagaimana peran pemerintah dalam perekonomian saat itu?




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah J.M. Keynes
John Maynard Keynes adalah seorang tokoh pemikir ekonomi dan keuangan Inggris. John Maynard Keynes dilahirkan di Cambridge, Inggris pada tanggal 5 Juni 1883. Keynes dibesarkan pada zaman Ratu Victoria. Pada waktu masih sekolah Keynes memang cemerlang. Ketika Keynes berusia empat setengah tahun ia sudah memikirkan arti bunga dilihat dari segi ekonomi. Pada umur enam tahun ia sudah ingin mengetahui bagaimana kerja otak manusia. Ketika Keynes berusia tujuh tahun, bagi ayahnya yang juga ahli ekonomi yang bernama John Neville Keynes yang juga terkenal, Keynes merupakan seorang teman yang menyenangkan sekali, Keynes sangat sayang kepada ibunya.
            Nama John Maynard Keynes adalah sebuah nama Inggris yang kuno. Keynes ialah seorang tradisionalis. Kecakapan serta sifat-sifat baiknya diperoleh secara turun temurun. Ia menjadi dosen dalam mata kuliah ilmu ekonomi dan keuangan di cambridge. Dunia sejarah ilmu ekonomi semakin sempurna karena munculnya berbagai pemikiran mengenai ekonomi dan keuangan yang baru dari berbagai hasil pemikiran J.M, Keynes yang dinilai para ahli ekonomi sebagai ekonomi modern. Kemudian ia dikenal sebagai tokoh yang menyebabkan lahirnya mazhab baru yakni mazhab Keynes.
            Keynes juga tercatat sebagai bendaharawan King’s College sejak tahun 1908 ia wafat. Di samping itu Keynes juga menjadi anggota Royal Cominision, sebagai Treasury (1915-1919) dan pada bulan Januari 1919 Ia menjadi utusan utama Inggris ke Konferensi Perdamaian Paris. Sebagai utusan konferensi itu, ia mengundurkan diri pada bulan Juni 1919. Pengunduran Keynes itu sebagai tindakan protesnya terhadap pasal perampasan dalam Perjanjian Versailles. Karena menurut Keynes bahwa dalam Perjanjian Versailles itu terdapat rangsangan yang tidak disadari untuk kebangkitan yang lebih hebat lagi dan militerisme dan autarki Jerman. Ternyata apa yang diutarakan Keynes menjadi kenyataan, karena dalam kurun waktu 20 tahun ramalan Keynes itu benar-benar menjadi kenyataan. Munculnya Gerakan Nazi Fasis di bawah Hitler menjadi dominan di Jerman sejak tahun 1933, dan pada akhir tahun 1939 meletuslah Perang Dunia II yang jauh lebih dahsyat dari peperangan-peperangan sebelumnya.
            Pada bulan Desember tahun 1919 itu pulalah Keynes menerbitkan bukunya yang berjudul The Economic Consequences of the Peace (Konsekuensi ekonomi dan perdamaian ) yang membuat Keynes terkenal.
            Tahun 1921 sampai 1938 ia menjabat sebagai presiden komisaris dan National Mutual Life Assurance Society dan memimpin suatu perusahaan investasi.
Pada tahun 1936, Keynes menerbitkan lagi hasil pemikirannya yang terpenting dan terkenal hingga sekarang yakni The General Theory of Employment, Interest, and Money (Teori Umum mengenai Lowongan/Peluang Kerja, Bunga dan Uang
tahun 1941 Keynes diangkat menjadi direktur Bank of England (Bank Sentral Inggris) dan pada tahun 1942 Ia menjadi The First Baron Keynes of Tilton, yakni suatu gelar kerajaan yang sangat terhormat berkat sumbangan pikirannya yang sangat besar itu.
            Pada juli 1944 Keynes juga pernah memimpin delegasi Inggris ke Konferensi Moneter dan Keuangan PBB di Bretton Woods, Anierika Dan konferensi itu lahirlah apa yang dikenal dengan Dana Moneter International (International Monetary Fund/IMF) dan Bank Dunia (ZBRD yakni International Bank for Reconstruction and Development). Tahun 19445 Keynes juga pernah menjadi perunding utama dari Anglo-American Loan (Kredit Inggris Amerika) .

B.     Pemikiran J.M. Keynes
John Maynard Keynes adalah seorang penganut teori ekonomi merkantilis, dimana kebanyakan teori yang dikeluarkannya difokuskan pada upaya pemerintah negara bersangkutan untuk menjaga kestabilan ekonominya. Beliau merupakan seorang pegawai di Badan Keuangan Inggris yang mencetuskan beberapa pemikiran mengenai sistem perekonomian modern yang hingga sekarang karyanya digunakan sebagai pedoman ekonomi dunia internasional. Idenya berawal pada akhir perang Dunia I, yang diawali dengan ketidak setujuan Keynes terhadap hukuman yang dijatuhkan oleh Liga Bangsa- Bangsa terhadap Jerman atas segala kerugian perang yang berujung pada pelunasan seluruh kerugian dan hutang negara Jerman terhadap negara- negara pemenang Perang Dunia I termasuk Inggris.
Keynes beranggapan bahwa hukuman tersebut akan sulit ditepati dan dipenuhi oleh Jerman dan justru hal tersebut membuat perekonomian negara- negara lain runtuh dan Jerman sendiri juga akan sengsara memenuhi hukuman tersebut. Hal ini kemudian terbukti dengan jatuhnya perekonomian Eropa dan terjadinya Perang Dunia II. Keynes beranggapan bahwa produksi yang terus menerus dilakukan Jerman sebagai upaya untuk membayar hutang perang semakin menyengsarakan industrinya sendiri. Negara juga diperlukan untuk melakukan upaya investasi sebagi upaya preventif agar ekonominya tidak collapse. Dari sinilah kemudian Keynes dikenal sebagi ekonom modern yang mengajukan isu investasi oleh negara.
Sebagai seorang ekonom yang mendasarkan teorinya pada teori merkantilis, Keynes menekankan segala bentuk upaya pen-stabilan ekonomi negara pada kebijakan- kebijakan pemerintah. Keynes menyebutkan bahwa pemerintah dalam rangka untuk menghindari dan menangani krisis yang dapat sewaktu- waktu menyerang, perlu melakukan suatu bentuk investasi dalam bentuk fasilitas publik.
Namun hal ini tidak selamanya berhasil, karena penambahan nilai investasi yang tidak diikuti dengan peningkatan kemampuan konsumsi secepat proses produksi juga akan menimbulkan krisis perekonomian. Sehingga hal ini perlu diseimbangkan dengan kekuatan ekonomi yang sedang berlangsusng dalam suatu kurun waktu tertentu. Hubungan antara investasi dan konsumsi ini digambarkan oleh Keynes dalam suatu siklus model ekonomi yang dimana keduanya berakar dari pendapatan. Di lain pihak, Keynes juga mencoba menjelaskan mengenai alur investasi pemerintah yang kemudian bergerak menuju arah tabungan (saving). Saving dapat disebut sebagai investasi ketika hal tersebut dikaitkan dengan bunga. Sehingga jika tabungan mencukupi untuk melakukan investasi, maka bunga akan cenderung turun dan dapat menghasil suatu bentuk investasi baru yang menguntungkan. Namun jika tabungan tidak dapat memenuhi syarat investasi, maka bunga akan naik dan cenderung menarik minat masyarakat untuk menyimpan uangnya.
Keynes juga berpendapat mengenai pentingnya suatu negara untuk terlibat dalam organisasi ekonomi dan perdagangan internasional, seperti International Monetary Fund (IMF) dan World Bank. Hal tersebut bagi Keynes dianggap menguntungkan negara karena dengan keterlibatan suatu negara dalam organisasi tersebut dapat membantu secara langsung perekonomian negara yang bersangkutan jika suatu saat mengalami krisis. Oleh sebab itu, tidak heran bahwa Keynes juga merupakan salah satu ekonom yang setuju terhadap pembentukan sistem moneter global, yakni Bretton Woods System. Sistem inilah yang kemudian membawa perubahan besar bagi kondisi dan sistem perekonomian dunia. Selain itu, Keynes juga menyarankan akan adanya kebijakan pendapatan (income policies). Hal tersbut kemudian dihubungkan pada upaya negara untuk mencapai kondisi full employment. Hal tersebut disebutkan oleh Keynes dapat dilakukan melaui perubahan status perusahaan swasta menjadi suatu perusahaan atas nama negara. Disini dapat terlihat bahwa Keynes mendukung penuh otoritas negara dan pemerintah dalam mengatur ekonomi di negaranya. Perubahan status ini dimaksudkan agar negara dapat lebih leluasa dalam mengatur kebijakan yang dikeluarkan perusahaan sehingga dapat menguntungkan rakyat secara keseluruhan. Melalui hal inilah negara dapat menciptakan full employment. Sama seperti para ilmuwan lainnya, Keynes juga menuai kritik dari para pemikir ekonomi lainnya. Hal tersebut terkait dengan pendapat Keynes yang mengatakan bahwa inflasi sesungguhnya bukan merupakan masalah dalam bagian ekonomi, namun inflasi lebih cenderung menjadi persoalan dalam bidang politik. Oleh karena pandangan ini, Keynes tidak terlalu menyoroti persoalan inflasi sebagai suatu hal yang perlu diatas melaui upaya ekonomi.
C.  Karya-karya J.M. Keynes
Sebagai pakar ekonomi, ia telah menulis banyak buku yaitu:
a.       Keynes, tahun 1913 menulis: Indian Currency and Finance, yang memperlihatkan ketertarikannya pada masalah moneter. Tulisan berikutnya tahun 1919 adalah: The Economic Consequences of the Peace. Pada tahun 1922 ia menulis: A Revision of the Treaty. Kedua buku tersebut berdasarkan pengalamannya dalam delegasi perdamaain Versailles (perdamaain untuk mengakhiri Perang Dunia I).
b.      Tahun 1919 ia menulis: Dalam buku The Economic Consequences of the Peace Keynes mengkritik cara yang digunakan pihak pemenang perang dunia I (Amerika, Inggris dan Prancis) untuk menekan negara yang kalah (Jerman) dengan mensyaratkan pembayaran hutang perang yang berat. Keynes meramalkan bahwa tindakan tersebut akan menciptakan kemarahan dan dendam dari negara Jerman. Ramalan itu terbukti dengan diprakarsainya perang dunia II oleh Jerman sebagai wujud balas dendam.
c.       Tahun 1923 ia menulis: A Tract on Monetary Reform, yang berisi keprihatinannya terhadap perubahan daya beli uang. Tulisannya yang lain adalah A Treatise of Money (Risalah Uang) yang terbit tahun 1930. Buku ini terbit dalam dua volume, volume pertama menyajikan tantang arti dan peran uang dalam perekonoian murni sedangkan volume kedua membahas penerapannya dalam perekonomian.
d.      Pada tahun 1936, Keynes menerbitkan bukunya yang paling terkenal: The General Theory of Employment, Interest, and Money. Dalam bukunya itu diungkapkan bahwa penghasilan dan peluang/lowongan kerja itu ditentukan oleh jumlah pengeluaran swasta dan negara. Pendapat ini dinilai para ahli ekonomi dunia sebagai suatu penyimpangan dan tradisi Neo-Klasik dan akhirnya menciptakan mazhab baru, mazhab ekonomi modern yang biasa dikenal dengan sebutan mazbab Keynes.
e.       Selain buku-bukunya itu, Keynes juga menerbitklan buku hasil pemikirannya berjudul: How to Pay for the War. Dalam bukunya itu Keynes mengutarakan suatu cara untuk menghindari terjadinya inflasi pada zaman perang yakni dengan jalan tabungan paksa atau tabungan penangguhan.
D.    Kritikan Keynes terhadap Teori Klasik
Kaum klasik percaya bahwa perekonomian yang dilandaskan pada kekuatan mekasnisme pasar akan selalu menuju keseimbangan (equilibrium). Dalam posisi keseimbangan, kegiatan produksi secara otomatis akan menciptakan daya beliu untuk membeli barang-barang yang dihasilkan. Daya beli tersebut diperoleh sebagai balas jasa atas faktor-faktor produksi  seperti upah, gaji, suku bunga, sewa dan balas jasa dari faktor-faktor produksi lainnya.
Dalam posisi keseimbangan tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan permintaan. Ketidakseimbangan (disequlibrium) dinilai kaum klasik sebagai suatu yang sifatnya sementara. Nanti akan ada ada suatu taangan tak terlihat ( invisble hand) yang akan membawa perekonomian kembali pada posisi keseimbangan.
Kaum klasik juga percaya bahwa dalam keseimbangan semua sumber daya , termasuk tenaga kerja, akan digunakan secara penuh ( full-employed).
Jadi, dalam pasar persaingan sempurna mereka mau bekerja pasti akan memperoleh pekerjaan. Pengecualian berlaku bagi mereka yang memilih-milih pekerjaan atau tingkat upah yang tidak sesuai. Kedua hal tersebut dinilai oleh kaum klasik sebagai pengangguran sukarela (voluntary unemployment) .
Kaum klasik meyakini bahwa setiap barang yang diproduksi akan selalu diiringi oleh permintaan. Sesuai dengan teori Say, “setiap perusahaan berlomba-lomba menghasilkan barang- barang dan jasa sebanyak-banyaknya”.
Teori Say yang mengatakan bahwa “penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri”  dikritik oleh Keynes sebagai suatu kekeliruan. Dalam kenyataannya,  biasanya permintaan lebih kecil daripada penawaran, hal ini dikarenakan tidak semua pendapatan masyarakat dilakukan untuk konsumsi, sebagiannya akan ditabung. Dengan demikian , permintaan efektif biasanya lebih kecil dari total produksi. Walaupun kekurangan ini bisa di eliminasi dengan menurunkan harga-hrga, tetap saja permintaan lebih kecil dari penawaran.  Inilah yang terjadi pada tahu 30-an saat perusahaan berlomba-lomba berproduksi tanpa kendali. Dipihak lain, daya beli masyarakat terbatas. Akibatnjya banyak stock yang menumpuk. Sehingga sebagian perusahaan mengurangi produksi bahkan sebgian melakukan rasionalisasi, yaitu melakukan pengurangan produksi dengan mengurangi jumlah pekerja.
Tindakan rasionalisasi ini menyebabkan sebagian pekerja menganggur, sehingga orang yang menganggur tidak mendapatkan pendapatan. Akibatnya pendapatan masyarakat menjadi turun, daya beli masyarakat juga turun , kegiatan produksi macet, dan terjadi kemerosotan ekonomi (depresi). Sejak itu, masyarakat mulai curiga bahwa ada yang salah dengan teori klasik dan neo-klasik yang berlaku secara umum pada saat itu. Menurut keynes dalam pandangan klasiknya, produksi akan selalu meciptakan permintaannya sendiri hanya berlaku untuk perekonomian tertutup sederhana.
E.     Peran Pemerintah Dalam Perekonomian
Dari hasil pengamatan tentang depresi ekonomi maka Keynes merekomendasikan agar perekonomian tidak diserahkan begitu saja pada mekanisme pasar. Hingga batas tertentu peran pemerintah justru diperlukan. Misalnya kalau terjadi pengangguran maka pemerintah bisa memperbesar pengeluarannya untuk proyek-proyek padat karya sehingga sebagian pengangguran mendapat pekerjaan yang akhirnya akan menambah pendapatan masyarakat. Dan jika harga-harg naik dengan cepat, maka pemerintah dapat menarik jumlah uang yang beredar dengan mengenakan pajak yang lebih tinggi sehingga inflasi tinggi tidak akan terjadi.
Dari berbagai kebijaksanaan yang diambil, Keynes lebih mengandalkan kebijakan fiskal karena pemerintah dapat mempengaruhi jalannya perekonomian dengan menyuntikkan dana berupa pengeluaran pemerintah untuk proyek yang mampu menyerap tenaga kerja. Terutama dalam kondisi dimana sumber-sumber daya belum diserap secara penuh, kebijaksanaan ini sangat ampuh untuk meninggkatkan output dan memberantas pengangguran.
Keynes menganggap campur tangan pemerintah merupakan keharusan terutama disaat perekonomian berjalan tidak sesuai seperti yang diharapkan. Dengan kata lain pemerintah bertanggung jawab sebagai pengendali jalannya perekonomian sehingga dapat berjalan sesuai dengan keinginan.
Apakah Keynes tidak percaya pada mekanisme pasar bebas sesuai  doktrin laissez faire-laissez passer klasik? Keynes sebetulnya percaya tentang semua hal yang dikemukakan oleh kaum klasik tersebut. Akan tetapi, Keynes menilai bahwa jalan menuju keseimbangan dan full-employment tersebut sangat panjang. Kalau ditunggu mekanisme pasar (lewat tangan tak kentara) yang akan membawa perekonomian kembali pada posisi keseimbangan, dibutuhkan waktu yang sangat lama. Keynes pernah menulis: “dalam jangka panjang kita akan mati!” (In the long run we’re all dead!). jadi, satu-satunya cara untuk membawa perekonomian kearah yang diinginkan kalau perekonomian berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan, melalui lewat intervensi atau campur tangan pemerintah.

















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Teori Keynes adalah suatu teori ekonomi yang didasarkan pada ide ekonom Inggris abad ke-20 yaitu John Maynard Keynes. Teori ini mempromosikan suatu ekonomi campuran, di mana baik negara maupun sektor swasta memegang peranan penting. Kebangkitan ekonomi Keynes menandai berakhirnya ekonomi laissez-faire, suatu teori ekonomi yang berdasarkan pada keyakinan bahwa pasar dan sektor swasta dapat berjalan sendiri tanpa campur tangan negara.
Teori ini menyatakan bahwa trend ekonomi makro dapat mempengaruhi perilaku individu ekonomi mikro. Berbeda dengan teori ekonom klasik yang menyatakan bahwa proses ekonomi didasari oleh pengembangan output potensial, Keynes menekankan pentingnya permintaan agregat sebagai faktor utama penggerak perekonomian, terutama dalam perekonomian yang sedang lesu. Ia berpendapat bahwa kebijakan pemerintah dapat digunakan untuk meningkatkan permintaan pada level makro, untuk mengurangi pengangguran dan deflasi. Jika pemerintah meningkatkan pengeluarannya, uang yang beredar di masyarakat akan bertambah sehingga masyarakat akan terdorong untuk berbelanja dan meningkatkan permintaannya (sehingga permintaan agregat bertambah). Selain itu, tabungan juga akan meningkat sehingga dapat digunakan sebagai modal investasi, dan kondisi perekonomian akan kembali ke tingkat normal. Kesimpulan utama dari teori ini adalah bahwa tidak ada kecenderungan otomatis untuk menggerakan output dan lapangan pekerjaan ke kondisi full employment (lapangan kerja penuh).











DAFTAR PUSTAKA


http://wardahcheche.blogspot.co.id/2014/08/makalah-john-maynard-keynes.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar