Makalah Biaya
Produksi
Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Mikro
Disusun
Oleh :
Muhammad
Hanan Safei (20140430195)
Kelas
: E
Dosen
Pembimbing : Ahmad Ma’ruf,SE.,M.Si.
FAKULTAS
EKONOMI
PROGRAM
STUDI ILMU EKONOMI
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
TAHUN
AKADEMIK 2014/2015
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga saya mampu
menyelesaikan tugas makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, guna
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro.
Tidak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses pembuatan
makalah yang berjudul “Makalah Biaya Produksi”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran, guna pembuatan
makalah yang lebih baik lagi ke depannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.
Yogyakarta,04 November 2014
Penyusun
(Muhammad Hanan Safei)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................
1.1 Latar
Belakang....................................................................................................
1.2 Rumusan
Masalah............................................................................................
1.3 Tujuan
Penulisan..............................................................................................
1.4 Manfaat
Penulisan...........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................
2.1 Definisi
Biaya
Produksi.....................................................................................
2.2 Hal yang
terkait dengan biaya
produksi.............................................................
BAB III PENUTUP................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
Bab I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap
perusahaan harus memperhatikan biaya, karena setiap rupiah yang dikeluarkan
akan mengurangi laba perusahaan. Biaya produksi merupakan faktor penting yang
dikeluarkan akan mengurangi laba perusahaan yang menghasilkan suatu produksi.
Hal ini dikarenakan setiap perusahaan tentu menginginkan keuntungan yang besar
dalam setiap usaha produksinya. Oleh karena itu, diperlukannya suatu pemahaman
tentang teori-teori biaya produksi agar suatu perusahaan dapat memperhitungkan
biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu output barang.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah yang
berjudul Biaya Produksi adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksut definisi biaya
produksi ?
2. Apa
yang terkait dengan biaya produksi ?
1.3. Tujuan Penulisan
tujuan
penulisan pada makalah yang berjudul Biaya Produksi adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui apa definisi biaya produksi
2. Untuk
mengetahui apa saja yang terkait dengan teori biaya produksi.
1.4. Manfaat Penulisan
Dengan
penulisan Makalah ini, penulis
berharap Makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah ilmu pengetahuan dan sebagai metode pengumpulan data tentang pembahasan teori biaya produksi.
Bab II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Biaya
Produksi
Biaya
dalam pengertian Produksi ialah semua “beban” yang harus ditanggung oleh
produsen untuk menghasilkan suatu produksi. Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang
akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksi perusahaan
tersebut. Untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan faktor-faktor
produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, modal, dan keahlian pengusaha. Semua
faktor-faktor produksi yang dipakai adalah merupakan pengorbanan dari proses
produksi dan juga berfungsi sebagai ukuran untuk menentukan harga pokok barang.
Input yang digunakan untuk memproduksi output tersebut sering disebut biaya
oportunis. Biaya oportunis sendiri merupakan biaya suatu faktor produksi yang
memiliki nilai maksimum yang menghasilkan output dalam suatu penggunaan
alternatif.
2.2. Hal Yang Terkait
Dengan Biaya Produksi
Biaya produksi dapat
meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
1.
Bahan baku atau bahan
dasar termasuk bahan setengah jadi
2. Bahan-bahan
pembantu atau penolong
3. Upah
tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur
4. Penyusutan
peralatan produksi
5. Uang
modal, sewa
6. Biaya
penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya
listrik, biaya keamanan dan asuransi
7. Biaya
pemasaran seperti biaya iklan
8.
Pajak
Biaya produksi dapat
dibagi menjadi dua yaitu :
1. Biaya
eksplisit ialah biaya yang nyata-nyata dikeluarkan dalam memperoleh faktor
produksi (nilai dan semua input yang dibeli untuk produksi). Pembayarannya
berupa uang untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang
dibutuhkan perusahaan.
Contoh : biaya tenaga
kerja, sewa gedung, dll
2. Biaya
Implisit
Biaya implisit disebut
hjuga imputed (ongkos tersembunyi), ialah taksiran biaya atas faktor produksi
yang dimiliki sendiri oleh perusaahaan dan ikut digunakan dalam proses produksi
yang dimiliki perusahaan.
Contoh : penggunaan
gedung milik perusahaan sendiri.
Biaya
tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak berubah dengan berubahnya produksi.
Biaya ini sering pula disebut sebagai biaya
prasarana atau biaya tak terhindarkan. Dalam suatau usaha ternak, biaya ini
umumnya untuk membeli faktor produksi yang tidak habis pakai dalam satu kali
proses produksi, misalnya kandang, mesin perah susu, kendaraan,sapi perah, dan
lain-lain.
Biaya variable (variable cost) adalah
seluruh biaya yang berubah langsung mengikuti perubahan produk, bila produk
naik makan biaya variabel akan naik dan sebaliknya. Dalam usaha ternak pada
umumnya berasal dari faktor produksi yang habis dalam satu kali proses
produksi, misalnya pakan, bahan bakar, obat-obatan dan lain-lain.
a.
Biaya
produksi jangka panjang dan fungsi produksi
Dengan menggunakan
alat analisis isoquant dan isocost, untuk setiap produksi tertentu kita bisa
menentukan biaya produksi yang minimum. Dalam gambar 6.1 dibawah ini dapat kita
lihat bahwa pada tingkat output sebesar Q1,biaya produksi total adalah
ditunjukkan pada garis K
Dari
gambar 6.2. diatas dapat kita ketahui bahwa tingkat output Q1dapat dihasilkan
dengan biaya produksi TC1. Dengan menggunakan Q1 dan TC1 dapat ditentukan titik
koordinatnya dalam grafik yaitu dititik A, begitu juga dengan tingkat output Q2
dapat dihasilkan dengan biaya produksi TC2. Dengan menggunakan Q2 dan TC2 dapat
ditentukan titik koordinatnya dalam grafik yaitu titik B. Dengan mencari
pasangan Q dan TC lainnya maka dapat
kita gambarkan garis OABC, garis inilah yang disebut schedule biaya produksi
dalam jangka panjang.
b.
Biaya
Produksi Jangka Pendek dan Fungsi Produksi
Jangka
Panjang terdiri dari segmen-segmen jangka pendek, semakin panjang kurun
waktunya berarti akan semakin banyak pula segmen jangka pendeknya.
Masing-masing jangka pendek ditandai dengan adanya kenyataan bahwa faktor
produksi tidak dapat disesuaikan komposisinya secara optimal. Sehingga dalan
jangka pendek sulit bagi produsen untuk mengadakan penyesuaian proses produksi
secara optimal apabila terdapat perubahan-perubahan ekonomi.
Contoh
kita gunakan gambar diatas, suatu pabrik akan dapat beroperasi pada output dengan
biaya serendah-rendahnya apabila perusahaan tersebut memiliki 100 mesin (saat
ini pabrik hanya memiliki 20 mesin dan dalam satu tahun akan mendatangkan 80
mesin), karena keterbatasan maka mesin dapat dikirim dalam setahun 3 kali atau
setiap bulan akan dikirim 30,30 dan 20 mesin baru. Dlam waktu kurang dari 4
bulan berarti belum ada penambahan mesin baru, sehingga dalam kurung waktu
kurang dari 4 bulan perusahaan hanya menghasilkan output sebesar .
c.
Biaya
Produksi Tetap dan Biaya Produksi Variable dalam Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Pendek yaitu
jangka waktu dimana perusahaan telah dapat menambah faktor-faktor produksi yang
digunakan dalam proses produksi. Dalam biaya produksi jangka pendek ditinjau
dari hubungannya dengan produksi di bagi menjadi 2, yaitu:
Dalam
hubungannya dengan tujuan biaya
a) Biaya
Langsung(Direct Cost)
biaya
langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diindentifikasi secara langsung pada
suatu proses tertentu ataupun output tertentu. Sebagai contoh adalah biaya
bahan baku langsung dan tenag kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Begitu
juga dengan supervise, listrik, dan biaya overhead lainnya yang dapat langsung
telusuri pada departemen tertentu.
b) Biaya
Tidak Langsung(Inderct Cost)
Biaya
Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak dapat teridentifikasi secara
langsung pada suatu proses tertentu atau output tertentu, misalnya biaya lampu
penerangan dan Air Conditioning pada suatu fasilitas.
Dalam hubungannya dengan perubahan volume
kegiatan
o Biaya
Tetap Total (Total Fixed Cost/FC)
Biaya
Tetap Total adalah biaya yang tetap harus dikeluarkan walaupun perusahaan tidak
berproduksi. Biaya tetap merupakan biaya setiap unit waktu untuk pembeliaan
input tetap. Misalnya: gaji pegawai, biaya pembuatan gedung, pembelian
mesin-mesin, sewa tanah dan lain-lain. Biaya tetap dapat dihitung sama seperti
biaya variabel, yaitu dari penurunan rumus menghitung biaya total. Penurunan
rumus tersebut, adalah:
TC = FC = VC
FC = TC – VC
Keterangan:
TC = Biaya Total (Total Cost)
FC = Biaya tetap (Fixed
Cost)
VC = Biaya Variabel
(Variable Cost)
o Biaya
Variabel Total (Total Variable Cost/VC)
Biaya
Variabel Total adalah biaya yang dikeluarkan apabila berproduksi dan besar
kecilnya tergantung pada banyak sedikitnya barang yang diproduksi. Semakin
banyak barang yang diproduksinya biaya variabelnya semakin besar, begitu juga
sebaliknya. Biaya variabel rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut, yaitu:
VC = TC – FC
o Biaya
Total (Total Cost/TC)
Biaya
Total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan
yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Dengan kata lain, biaya total
adalah jumlah biaya tetap dan biaya variabel. Biaya total dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
TC = FC + VC
o Biata
Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost/AFC)
Biaya
Tetap Rata-Rata adalah hasil bari antara biaya tetap total dan jumlah barang
yang dihasilkan. Rumus:
AFC
= FC/Q
Keterangan:
FC = Biaya Tetap Total
Q
= Kuantitas
o Biaya
Variabel Rata-Rata (Average Variabel Cost/AVC)
Biaya
variabel rata-rata adalah biaya variabel satuan unit produksi.
Rumusnya:
AVC = VC/Q
Keterangan:
VC = Biaya Variabel Total
Q
= Kuantitas
Contoh
kasus bentuk Linier dan nonlinier:
Q
|
FC
|
VC
|
TC
|
0
|
100
|
0
|
100
|
2
|
100
|
50
|
150
|
4
|
100
|
100
|
200
|
6
|
100
|
150
|
250
|
8
|
100
|
200
|
300
|
10
|
100
|
250
|
350
|
12
|
100
|
300
|
400
|
14
|
100
|
350
|
450
|
16
|
100
|
400
|
500
|
18
|
100
|
450
|
550
|
20
|
100
|
500
|
600
|
a. Biaya
Produksi berbentuk Linier
Q
|
FC
|
VC
|
TC
|
MC
|
0
|
50
|
0
|
50
|
|
2
|
50
|
70
|
120
|
35
|
4
|
50
|
120
|
170
|
25
|
6
|
50
|
160
|
210
|
20
|
8
|
50
|
190
|
240
|
15
|
10
|
50
|
210
|
260
|
10
|
12
|
50
|
220
|
270
|
5
|
14
|
50
|
240
|
290
|
10
|
16
|
50
|
270
|
320
|
15
|
18
|
50
|
310
|
360
|
20
|
20
|
50
|
360
|
410
|
25
|
b. Biaya
Produksi Linier
Gambar
6.4 Kurva Biaya tetap (FC), Biaya variabel (VC) dan biaya Total (TC)
Pada ilustrasi 6.4. tampak bahwa kurva
tetap merupakan garis lurus sejajar sumbu x (output) karena besarnya tidak
dipengaruhi besarnya produk. Berapapun tingginya produk, biaya tersebut
jumlahnya tetap. Pada kurva bisys vsriabel tampak melengkung mengikuti
evisiensi penggunaan faktor produksi. Apabila secara teknis penggunaan faktor
produksi efisien (yang digambarkan oleh elastisitas produksi maka biaya
variabelnya akan rendah, sehingga bila ada kenaikan efisiensi penggunaan faktor
produksi maka akan ada penurunan biaya variabel dan sebaliknya bila ada
penurunan efisiensi faktor produksi menyebabkan kenaikan biaya variabel.
Sementara kurva biaya total merupakan penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya rata-rata (average cost) adalah biaya
keseluruhan untuk menghasilkan suatu output tertentu dibagi dengan jumlah unit
produk yang dihasilkan atau merupakan biaya per unit produksi. Biaya rata-rata
dapat dibedakan atas biaya total rata-rata (ATC), biaya tetap rata-rata(AFC)
dan biaya variabel rata-rata(AVC)
ATC
= AVC = AFC = dimana Q = total produk
Biaya variabel rata-rata adalah total biaya variabel
dibagi dengan total jumlah produksi atau biaya variabel per satuan output.
Apabila faktor produksi adalah X ,dan harganya Px, maka
biaya variabel adalah VC = X.Px.
Apabila output adalah Q
maka AVC = X.Px/Q.
= X/Q.Px
Q/X = produksi
rata-rata (AP), maka AVC = Px/Produksi Rata-rata atau Px/AP
Oleh karena itu
apabila: AP meningkat → AVC akan
turun
AP maximum → AVC
minimum
AP turun → AVC naik
Biaya variabel
rata-rata (AVC) akan turun dan kemudian akan naik bila produksi ditingkat terus
menerus, tetapi biaya tetap rata-rata (AFC) akan terus menerus turun bila
jumlah produk ditimgkatkan.
TK
|
TP
|
MP
|
AP
|
FC
|
VC
|
TC
|
MC
|
AC
|
AVC
|
AFC
|
0
|
0
|
-
|
-
|
50
|
-
|
50
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1
|
5
|
5
|
5
|
50
|
60
|
110
|
60
|
120
|
70
|
50.0
|
2
|
12
|
10
|
8
|
50
|
110
|
160
|
50
|
85
|
60
|
25.0
|
3
|
35
|
20
|
12
|
50
|
150
|
200
|
40
|
70
|
53
|
16.7
|
4
|
70
|
35
|
18
|
50
|
180
|
230
|
30
|
60
|
48
|
12.5
|
5
|
115
|
45
|
23
|
50
|
200
|
250
|
20
|
52
|
42
|
10.0
|
6
|
165
|
50
|
28
|
50
|
215
|
265
|
15
|
45
|
37
|
8.3
|
7
|
210
|
45
|
30
|
50
|
235
|
285
|
20
|
41
|
34
|
7.1
|
8
|
245
|
35
|
31
|
50
|
265
|
315
|
30
|
40
|
33
|
6.3
|
9
|
265
|
20
|
29
|
50
|
305
|
355
|
40
|
40
|
34
|
5.6
|
10
|
275
|
10
|
28
|
50
|
355
|
405
|
50
|
41
|
36
|
5.0
|
11
|
280
|
5
|
25
|
50
|
415
|
465
|
60
|
42
|
37
|
4.5
|
12
|
275
|
0
|
23
|
50
|
485
|
535
|
70
|
43
|
39
|
4.2
|
13
|
270
|
-5
|
21
|
50
|
565
|
615
|
80
|
45
|
42
|
3.8
|
TP
|
AVC
|
AFC
|
5
|
70
|
50.0
|
15
|
60
|
25.0
|
35
|
53
|
16.7
|
70
|
48
|
12.5
|
115
|
42
|
10.0
|
165
|
37
|
8.3
|
210
|
34
|
7.1
|
245
|
33
|
6.3
|
265
|
34
|
5.6
|
275
|
36
|
5.0
|
280
|
37
|
4.5
|
Contoh
gambar diatas adalah hubungan antara jumlah produksi dengan biaya tetap
rata-rata dan biaya variabel rata-rata.
d.
Hubungan
Antara Kurva Biaya Produksi Jangka Pendek dan Kurva Produksi Jangka Pendek
Besarnya kecilnya biaya produksi yang dikeluarkan seorang produsen untuk
menghasilkan output tertentu ditentukan oleh dua hal, yaitu:
a) Banyaknya
input yang digunakan
b) Harga
input dipasar
Dengan asumsi harga beli input dipasar bersifat konstan, maka besar
kecilnya biaya yang dikeluarkan produsen akan mempengaruhi jumlah output dengan
input yang digunakan, sedangkan dalam fungsi biaya produksi dianalisis hubungan
antara biaya yang dikeluarkan produsen dengan output yang akan dihasilkan.
Fungsi produksi dan fungsi biaya ada hubungan khusus. Hubungan tersebut
ialah fungsi biaya merupakan kebaliakn fungsi produksi, artinya bentuk fungsi
biaya produksi ditentukan oleh bentuk kurva produksinya.
Misal fungsi produksi model Cobb-Dauglas. Fungsi produksi Cobb-Dauglas
diperkenalkan oleh Cobb, C.W dan Douglass, P.H (1982), yang dituliskan dan
dijelaskan Cobb, C.W dan Douglass, P.H dalam artikelnya “A Theory of Production”. Artikel ini dimuat dalam majalah American Economic Review 18, halaman
139-165. Pendekatan Cobb-Douglass merupakan bentuk fungsional dari fungsi
produksi secara luas digunakan untuk mewakili hubungan output untuk input.
Untuk produksi, fungsi dapat digunakan rumus :
Y =
Keterangan:
Y
= total produksi (nilai moneter semua barang yang diproduksi dalam setahun)
L
= input tenaga kerja
K
= input modal
A
= produktivitas total
α dan β adalah
elastisitas output dari tenaga kerja dan modal, masing-masing. Nilai-nilai
konstan ditentukan oleh teknologi yang tersedia.
Misal fungsi produksi
Cobb Douglas Q = 4
Harga input Kapital ()
adalah 4 satuan dan Harga input Tenaga Kerja ()
adalah 2 satuan, sedangkan Input K dianggap tetap 100 satuan.
Dari informasi diatas dapat dirumuskan fungsi biaya produksinya sebagai
berikut:
TC = FC + VC
TC = K . L
Dimana
Q = 4
Q = 4.
Q = 4. 10
Q = 40
Sehingga L = ()/()
TC = 4 . K . 2 . L
TC = 4 . 100 . 2()/()
TC = 800 . ()/()
L
|
Q
|
TC
|
||
1
|
40
|
800
|
||
2
|
67
|
27
|
2,263
|
1,463
|
3
|
91
|
24
|
4,157
|
1,894
|
4
|
113
|
22
|
6,400
|
2,243
|
5
|
134
|
21
|
8,944
|
2,544
|
6
|
153
|
20
|
11,758
|
2.831
|
7
|
172
|
19
|
14,816
|
3,059
|
8
|
190
|
18
|
18,102
|
3,286
|
9
|
208
|
18
|
21,600
|
3,498
|
10
|
225
|
17
|
25,298
|
3,698
|
Dari contoh diatas
dapat diketahui bahwa fungsi produksi adalah merupakan fungsi kebalikan
(inverse function) dari fungsi biaya produksi. Bentuk fungsi biaya produksi
sepenuhnya akan tergantung kepada bentuk fungsi produksinya.
e.
Elastisitas
Biaya
Elastisitas
biaya, xx mengukur presentase perubahan biaya total (TC) yang disebabkan oleh
satu persen perubahan output.
Secara
aljabar elastisitas biaya tersebut adalah :
Xx
= Presentase peubhan biaya total
(TC)
Presentase perubahan output (Q)
Presentase
perubahan out (Q)
Hubungan
antara elastisitas biaya dengan returns to scale adalah segala berikut :
Jika
|
Maka
|
Returns To Scale
|
Presentase ATC < Presentase Q
|
< 1
|
Increasing
|
Presentase ATC = Presentase Q
|
= 1
|
Costant
|
Presentase ATC > Presentase Q
|
>1
|
Decreasing
|
Pada
elastisitas biaya lebih kecil satu ( <1), biaya akan meningkat lebih lambat
daripada output. Jika harga-harga Input tidak berubah (kostan), maka <1
tersebut secara tidak langsung menunjukan rasio output-input yang lebih tinggi
dan keadaan increasing returns to scale
=1, maka porsi kenaikan output dab biaya besarnya sama dan ini menunjukan
constant returns to scale. Jika .1, maka setiap kenaikan output akan
menyebabkan kenaikan biaya yang lebih besar, ini menunjukan keadaan decreasing returns to scale.
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Tujuan bab ini adalah
untuk mengembangkan beberapa peralatan yang dapat kita gunakan untuk
mempelajari bagaimana perusahaan membuat keputusan produksi dan penetapan
harga. Anda sekarang seharusnya mengerti apa yang ekonom maksud dengan istilah
biaya dan bagaimana biaya-biaya berbeda dengan jumlah barang yang diproduksi
oleh perusahaan.
Daftar Pustaka
Ari
Sudarman, 1989, Teori Ekonomi Mikro,Edisi Ketiga,Jilid 1,BPFE, Yogyakarta.
Bilas,
Richard A, 1994, Micro Economics Theory, Mc.Graw-Hill, International Book
Company.
Boediono,
1989,
Ekonomi Mikro, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.
Ferguson,
C.E., and J.P. Gould. 1975. Microeconomic Theory. Fourth
Edition, Yale University.
Henderson,
J.M. and R.E. Quandt. Microeconomic Theory: A Mathematical
Approach. Third Edition, McGraw-Hill International
Book Company.
Koutsoiyannis,
A. 1985. Modern Microeconomics. ELBS Edition Macmillan Publishers Ltd,
London.
M.
Farid Wijaya, 1990, Ekonomi Mikro, Edisi Pertama, BpFE, Yogyakarta.
Nicholson,Walter.
1999.
Teori Mikroekonomi. Alih Bahasa: Daniel Wirajaya, Edisi ke-5, Binarupa
Aksara, Jakarta.
Sukirno,
Sadono. 2003, Pengantar Teori Ekonomi Mikro, Edisi Ketiga, Jakarta, PT.Raja
Grafindo Persada.
Salvator,
Dominick, 1992, Theory and Problems OF Microeconomics Theory, Third Edition,
Samuelson, Paul A. & William
D.Nordhaus,1992, Economics, 12th Ed. Mc.Graw Hill, Internasional Book Company.,
Inc.